Ambon, 23 April 2025 — Civitas akademika dan seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Ambon berkumpul dalam sukacita untuk merayakan Ibadah Syukur Paskah yang penuh semangat dan makna mendalam. Ibadah yang digelar di auditorium kampus ini berlangsung khidmat, namun juga dipenuhi dengan semangat kegembiraan dalam memaknai kemenangan Kristus atas maut.
Sorak pujian dan penyembahan mengalir penuh antusiasme, memperlihatkan betapa besar rasa syukur dan pengharapan umat Tuhan akan karya keselamatan yang telah dikerjakan melalui kebangkitan Yesus Kristus. Wajah-wajah para mahasiswa, dosen, dan staf tampak berseri-seri, memancarkan semangat baru untuk terus bertumbuh dalam iman dan pelayanan.
Dalam ibadah ini, Firman Tuhan disampaikan oleh Ev. Marten Saloso Karel, S.E, yang mengangkat dua bagian bacaan Alkitab dari Lukas 17:11-19 dan Lukas 18:1-8. Dengan jelas, Ev. Marten menggambarkan persamaan dan perbedaan dari dua kisah tersebut.
Persamaannya, baik kisah sepuluh orang kusta maupun janda yang meminta keadilan, sama-sama menunjukkan bagaimana pergumulan mereka mendapatkan jawaban. Namun, perbedaan mendasarnya terletak pada respons iman yang ditunjukkan.
Dalam kisah orang kusta, terdapat satu orang Samaria yang disembuhkan dan kembali kepada Yesus untuk mengucap syukur. Yesus memuji iman orang asing ini dengan berkata, "Imanmu telah menyelamatkan engkau" (Luk. 17:19). Sementara itu, dalam kisah janda yang terus memohon kepada hakim yang lalim, Yesus mempertanyakan, "Adakah iman di bumi ketika Anak Manusia datang?" (Luk. 18:8), mengisyaratkan adanya kekhawatiran akan merosotnya iman di tengah umat manusia.
Ev. Marten menekankan bahwa banyak orang, seperti sembilan orang kusta yang lain, datang kepada Tuhan hanya untuk menerima jawaban atas kebutuhan mereka, namun lupa untuk kembali kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Sebaliknya, orang Samaria — seorang asing — memberikan teladan iman yang sejati, yang tidak hanya percaya kepada kuasa Tuhan, tetapi juga mengenal dan menghormati Dia.
Demikian pula, kisah janda yang bertekun dalam doa menjadi pengingat agar umat Tuhan tidak jemu-jemu berdoa, tetapi juga perlu memperdalam pengenalan akan siapa Tuhan yang mereka sembah.
Melalui khotbah ini, Ev. Marten mengajak seluruh peserta untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam memberitakan Firman-Nya, seperti pesan dalam Lukas 17:19. Ada tiga hal penting yang ditekankan:
Kita harus tahu berterima kasih atas karya Tuhan dalam hidup kita.
Kita harus terus berusaha mengenal Tuhan lebih dalam, bukan hanya datang karena kebutuhan.
Kita harus pergi dan memberitakan kabar baik kepada dunia.
Betty Latupeirissa, M.Th, selaku Wakil Ketua Bidang Sarana Prasarana dan Keuangan STTII Ambon, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya ibadah Paskah ini. Dalam sambutannya, ia mengatakan, "Ibadah syukur ini bukan hanya memperdalam pemahaman teologis, tetapi juga menguatkan iman kita akan kebangkitan Kristus yang memberikan jaminan hidup kekal."
Ia menambahkan bahwa pesan Firman hari ini mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadi seperti orang kusta Samaria: menerima karya keselamatan dengan penuh rasa syukur, hidup dalam integritas, dan tidak lupa menjadi saksi bagi dunia. Sejalan dengan semangat Paskah, STTII Ambon berkomitmen untuk terus berbenah, meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, serta membangun karakter mahasiswa sebagai pelayan Tuhan yang beriman kuat, berintegritas, dan penuh semangat dalam mewartakan Injil.
Kebangkitan Kristus bukan hanya peristiwa bersejarah, tetapi menjadi sumber harapan dan kekuatan baru bagi STTII Ambon. Dengan semangat Paskah ini, seluruh civitas diajak untuk melangkah lebih jauh dalam perbaikan diri, pelayanan, dan kualitas pendidikan, sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui kehidupan dan karya nyata.
"Kristus bangkit! Benar, Dia bangkit!" — adalah sorak iman yang membakar semangat seluruh keluarga besar STTII Ambon untuk terus maju bersama Tuhan.